ADVERTISEMENT
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat Penggunaan
  • Kontak Kami
Selasa, 14 Oktober 2025
  • Login
Tamborapost.com
Advertisement
  • HEADLINE
  • EKONOMI
  • POLITIK
  • KESEHATAN
  • PEMERINTAHAN
  • PERISTIWA
  • HUKRIM
  • OLAHRAGA
  • PENDIDIKAN
  • UMUM
  • PEDESAAN
No Result
View All Result
  • HEADLINE
  • EKONOMI
  • POLITIK
  • KESEHATAN
  • PEMERINTAHAN
  • PERISTIWA
  • HUKRIM
  • OLAHRAGA
  • PENDIDIKAN
  • UMUM
  • PEDESAAN
No Result
View All Result
Tamborapost.com
No Result
View All Result
Home EKONOMI

Kisah Perempuan Tangguh di Lingkar Tambang, Mengais Rezeki dari Sabut Kelapa dan Serat Ijuk 

admin by admin
in EKONOMI
0
Kisah Perempuan Tangguh di Lingkar Tambang, Mengais Rezeki dari Sabut Kelapa dan Serat Ijuk 
MANDIRI : Perempuan-perempuan tangguh menganyam sabut kelapa menjadi jaring penahan erosi di bekas area tambang. Dari tangan mereka lahir karya yang memberi manfaat ekonomi sekaligus menjaga lingkungan.

 

Dulu, mereka hanya dikenal sebagai penjaga rumah dan peracik kasih di dapur. Kini, tangan-tangan itu mampu menjemput rezeki dari hasil keringat sendiri. Penghasilan keluarga pun bertambah, ketahanan ekonomi semakin kokoh dan asap dapur tak pernah berhenti mengepul. Inilah kisah perempuan-perempuan tangguh di lingkar tambang yang bangkit, berdaya dan produktif berkat sentuhan pemberdayaan dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

RELATED POSTS

RSUD Dompu Ucapkan Selamat Atas 3 Tahun Kepemimpinan AKJ-Syah

PT. STM Berdayakan Masyarakat dengan Bank Sampah

 

SAUDI – TAMBORAPOST.COM

 

Kabut pagi masih menggantung di kaki bukit Maluk, Sumbawa Barat. Udara lembap membawa aroma laut dan serat kelapa yang basah. Dari sebuah gudang sederhana di tepi jalan desa, suara mesin pengurai sabut memecah kesunyian, berbaur dengan denting logam dan tawa kecil para perempuan yang bekerja di dalamnya.

Di sinilah kehidupan baru itu berawal. Bukan dari emas atau tembaga yang digali dari perut bumi. Melainkan dari serat kelapa yang dulunya dianggap tak berguna. Dari bahan yang sering dibuang. Kini lahir  kerja keras, kemandirian dan harapan yang tumbuh pelan-pelan di lingkar tambang Batu Hijau.

Cahaya matahari menembus celah dinding papan, memantul pada tumpukan sabut kelapa yang menggunung di sudut ruangan. Debu serat berputar di udara, berkilau disinari pagi. Irama mesin menjadi lagu keseharian. Kadang keras, kadang lembut. Seirama dengan napas para pekerja yang telaten memintal serat demi serat.

Di tengah ruangan itu, sekitar sepuluh perempuan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada yang memindahkan gulungan coconet. Jaring sabut kelapa ke area penyimpanan. Ada pula yang menggulung tali sabut dari mesin pintal yang baru saja berhenti.

Di sisi lain, enam perempuan duduk berjajar. Jari-jemari mereka menari, menganyam sabut menjadi jaring penahan erosi. Keringat membasahi wajah, tapi senyum tak pernah lepas. Setiap helai sabut yang terjalin adalah buah ketekunan. Setiap simpul adalah lambang perubahan.

Di antara mereka berdiri Yasin, kepala gudang yang menjadi saksi kerja keras itu setiap hari. “Mereka ini pekerja tangguh. Hasilnya rapi dan kuat, tak kalah dari pabrik besar. Bedanya, di sini semuanya lahir dari hati,” katanya dengan nada bangga.

Bagi ibu-ibu itu, sabut kelapa bukan lagi sekadar limbah yang dibuang. Di tangan mereka, sabut berubah menjadi sumber penghidupan. “Dulu saya hanya di rumah, urus anak dan masak. Sekarang bisa bantu suami, bisa punya penghasilan sendiri,” tutur Nurhayati sambil mengelap keringat di dahinya. Di matanya, terpantul kebanggaan seorang ibu yang menemukan arti baru dari peran perempuan.

Setiap pagi, mereka datang dengan semangat yang sama. Ada yang diantar suami dengan sepeda motor, ada pula yang berjalan kaki menembus kabut. Di sela deru mesin, tawa kecil sesekali terdengar. Di tempat sederhana ini, kerja keras dan rasa syukur tumbuh berdampingan.

Di antara mereka, Sumiati tampak paling sibuk. Tubuhnya mungil, kulitnya legam terbakar matahari, tapi tangannya cepat dan pasti. Sejak pagi ia menata gulungan coconet yang baru keluar dari mesin pintal, memastikan setiap ikatan kuat dan rapi. “Kalau dulu saya cuma tahu kelapa buat dimasak, sekarang sabutnya juga bisa jadi uang,” ujarnya malu-malu.

Sebelum bergabung dalam komunitas ini, suaminya bekerja serabutan. Penghasilan tak menentu membuat kehidupan mereka sering pas-pasan. Kini, hasil kerja Sumiati di gudang mampu menambah pendapatan keluarga hingga jutaan rupiah per bulan. “Lumayan, bisa bantu ekonomi rumah tangga,” katanya sederhana.

Tapi baginya, nilai yang lebih besar adalah rasa percaya diri. “Kami kerja bareng, saling bantu. Kalau ada yang sakit, yang lain gantikan. Di sini kami bukan sekadar pekerja, tapi keluarga,” ujarnya tersenyum.

Cerita Sumiati adalah potret perubahan sosial yang kini hidup di lingkar tambang. Perempuan yang dulu hanya berada di balik pintu rumah kini menjadi pelaku utama ekonomi desa.

Di balik geliat aktivitas itu, Kepala Desa Maluk, Baharuddin melihat perubahan nyata. “Kalau dulu sabut kelapa hanya berserakan di pinggir jalan atau dibakar, sekarang jadi sumber penghidupan baru bagi warga kami,” tuturnya.

Baginya, inisiatif ini bukan hanya keterampilan, tapi telah merubah cara pandang warga terhadap potensi desa mereka sendiri. “Perempuan yang tadinya hanya di rumah kini bisa bekerja, bisa membantu ekonomi keluarga tanpa harus meninggalkan desa. Ini pemberdayaan yang lahir dari potensi lokal, dijalankan bersama dan hasilnya dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan, dukungan dari PT Amman Mineral membuat masyarakat semakin percaya diri. “Kami melihat sendiri bagaimana pendampingan itu berjalan. Warga dilatih, dibimbing, bahkan difasilitasi untuk mandiri. Pemerintah desa tentu akan terus mendukung agar usaha ini tumbuh berkelanjutan dan melibatkan lebih banyak warga,” katanya penuh semangat.

Dari Maluk, cerita pemberdayaan itu menjalar ke Jereweh dan Tongo. Di dua desa ini, sumber kehidupan baru datang dari pohon aren. Serat ijuk yang dulu terbuang kini diolah menjadi ijut blanket. Lembaran tebal penahan erosi di lereng-lereng curam. “Alhamdulillah, perempuan-perempuan yang selama ini hanya di rumah kini sudah punya penghasilan sendiri setelah dilatih membuat ijut blanket,” ujar Tarmizi, pengusaha lokal asal Jereweh yang menjadi motor penggerak inisiatif itu.

Di bengkel produksinya yang sederhana, belasan perempuan duduk melingkar. Di atas papan kayu panjang, tangan-tangan mereka menenun serat hitam legam dengan sabar. Setiap gerakan adalah kerja hati. Dari ujung jari mereka lahir lembar demi lembar harapan baru.

Salah satu dari mereka adalah Nurianti, 38 tahun. Dulu, ia hanya mengurus anak dan dapur. Kini, setiap pagi ia melangkah ke bengkel produksi di ujung kampung. “Kami dilatih dan sekarang digaji. Sangat bersyukur bisa bantu ekonomi keluarga. Dulu saya hanya menunggu suami pulang membawa uang. Sekarang bisa bantu belanja, bayar sekolah anak, bahkan nabung sedikit,” katanya dengan senyum yang tak bisa disembunyikan.

Kisah Nurianti mewakili banyak perempuan lain di Jereweh dan Tongo. Mereka membuktikan bahwa pemberdayaan tak harus berawal dari modal besar, melainkan dari kesempatan dan kepercayaan. Dari tangan-tangan sederhana mereka, tumbuh ekonomi baru yang berbasis solidaritas, keterampilan dan rasa memiliki.

Program pembuatan coconet dan ijut blanket ini bukan inisiatif yang sporadis. Ia terkelola rapi melalui koordinator komunitas yang kini membentuk badan usaha formal, mempekerjakan warga lokal dan menjamin keberlanjutan produksi.

Model pemberdayaan ini telah menciptakan efek berantai. Membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan keluarga dan memperkuat jaringan ekonomi lokal di lingkar tambang.

Program ini berakar dari filosofi keberlanjutan yang dipegang PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Perusahaan tambang tembaga dan emas di Batu Hijau. Bersama masyarakat, Amman tidak hanya menghijaukan kembali lahan bekas tambang, tetapi juga menumbuhkan ekonomi baru yang inklusif. Dari sabut dan ijuk, tumbuh ruang kolaborasi yang menghidupkan desa-desa di sekitarnya.

Pada masa awal reklamasi, perusahaan mengandalkan jaring goni impor (jutenet) untuk menahan erosi di lereng tambang. Namun, seiring waktu muncul gagasan memanfaatkan potensi lokal. Sabut kelapa dan serat ijuk pohon aren. Bahan alami yang melimpah di sekitar tambang itu kemudian diolah menjadi coconet dan ijut blanket. Produk ramah lingkungan yang efektif menjaga kelembapan tanah dan mempercepat pertumbuhan vegetasi baru.

Melihat potensi besar ini, Amman mengambil langkah lanjut. Pelatihan dan pendampingan diberikan kepada masyarakat sekitar tambang. Mereka tidak hanya diajarkan keterampilan teknis, tapi juga manajemen usaha kecil, pengendalian mutu dan standar lingkungan.

Pendampingan ini memastikan produk lokal tetap konsisten dan memenuhi kebutuhan reklamasi berskala besar.

Program reklamasi berbasis komunitas merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Amman untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar tambang.

“Kami tidak hanya fokus pada pemulihan lingkungan, tetapi juga pada pembangunan kapasitas ekonomi lokal yang akan terus berjalan, bahkan setelah masa operasional tambang berakhir,” ujar Kartika Octaviana, Vice President Corporate Communications Amman dikutip dari lama resminya.

Hingga akhir 2024, penggunaan coconet dan ijut blanket telah diterapkan di area reklamasi seluas lebih dari 799 hektar dan terus bertambah seiring perluasan wilayah reklamasi tambang. Setiap jaring yang terpasang di lereng tanah membawa jejak tangan perempuan dari Maluk, Jereweh, dan Tongo. Jejak kerja yang sederhana namun bermakna.

Kini inovasi terus berkembang. Meski pemanfaatan utama coconet dan ijut blanket masih untuk reklamasi, Amman bersama masyarakat mulai menjajaki berbagai produk turunan. Sapu ijuk, gula semut dari nira aren, hingga bahan bakar alternatif dari sabut kelapa. Sementara itu, kegiatan konservasi diperkuat melalui pembibitan tanaman lokal untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hj. Indah Damayanti Putri, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif pemberdayaan masyarakat lingkar tambang yang dijalankan PT Amman Mineral. Menurutnya, program seperti pembuatan coconet dan ijut blanket tidak hanya berkontribusi pada reklamasi lingkungan. Tetapi juga menghidupkan ekonomi lokal.

“Ini contoh nyata bagaimana sektor tambang bisa berjalan beriringan dengan pemberdayaan masyarakat. Di tangan perempuan-perempuan desa, bahan yang dulunya dianggap limbah kini menjadi produk bernilai ekonomi tinggi dan berdampak sosial luas,” ujarnya.

Ia menekankan, sinergi antara perusahaan, pemerintah daerah dan masyarakat adalah kunci dalam menjaga keberlanjutan pembangunan di NTB. “Kami sangat mengapresiasi komitmen PT Amman yang tidak hanya memulihkan lahan, tapi juga membangun kapasitas manusia di sekitarnya. Inilah model pembangunan yang kita harapkan. Tumbuh bersama, mandiri dan berkelanjutan,” tutupnya.

Amman bersama masyarakat menulis kisah baru tentang tambang yang memberi kehidupan, bukan hanya menggali kekayaan bumi, reklamasi tak lagi dimaknai sebagai kewajiban hukum, melainkan ruang sosial yang melahirkan kemandirian dan keberlanjutan.

Serat kelapa di Maluk hingga lembaran ijuk di Jereweh dan Tongo, dari tangan-tangan perempuan desa hingga lahan tambang yang kembali hijau. Kisah ini menegaskan satu hal bahwa dari limbah pun, harapan bisa tumbuh. Dari yang sederhana, masa depan bisa ditenun kembali. Erosi tak hanya bisa ditahan di lereng batu, tapi juga di hati manusia yang tak lagi takut kehilangan tanah tempat berpijak. (*)

 6,402 total views,  8 views today

Tags: Lingkar TambangPemberdayaanPenguatan ekonomi lokalPT. Amman MineralReklamasiSabut kelapaSerat IjutSumbawa Barat

Related Posts

RSUD Dompu Ucapkan Selamat Atas 3 Tahun Kepemimpinan AKJ-Syah

RSUD Dompu Ucapkan Selamat Atas 3 Tahun Kepemimpinan AKJ-Syah

by admin
3 Maret 2024
0

PT. STM Berdayakan Masyarakat dengan Bank Sampah

PT. STM Berdayakan Masyarakat dengan Bank Sampah

by admin
5 Juni 2023
0

Wujud Komitmen Kurangi Polusi Plastik   DOMPU—PT Sumbawa Timur Mining (STM), pemegang Kontrak Karya Proyek Hu’u di Kabupaten Dompu, Provinsi...

Medali Emas Dompu Lampaui Perolehan Porprov 2018

Medali Emas Dompu Lampaui Perolehan Porprov 2018

by admin
9 Maret 2023
0

MATARAM - Kabupaten Dompu berhasil menyabet 40 medali emas Sabtu (25/2) pukul 17.30 Wita. Jumlah ini melampaui jumlah perolehan medali...

Silverqueen Valentine, Ide hampers Unik dan Menarik untuk Pasangan

by admin
8 Februari 2023
0

Hampir semua orang setuju bahwa coklat dikenal sebagai makanan yang dapat membantu membangkitkan suasana hati atau mood. Tak heran, coklat...

Wabup Dompu Lantik dan Ambil Sumpah Jabatan Pejabat Pengawas

Wabup Dompu Lantik dan Ambil Sumpah Jabatan Pejabat Pengawas

by admin
12 Januari 2023
0

DOMPU-Wakil Bupati Dompu, H Syahrul Parsan ST., MT dipenghujung Tahun 2022, kembali melantik dan mengambil sumpah jabatan pejabat pengawas. Jumlah...

Next Post
Kades Komit Wujudkan Sorinomo sebagai Desa Agro Wisata Buah

Kades Komit Wujudkan Sorinomo sebagai Desa Agro Wisata Buah

Cerita Sukses Dilingkar Tambang, Raup Cuan Ratusan Juta dari Tanaman Holtikultura

Cerita Sukses Dilingkar Tambang, Raup Cuan Ratusan Juta dari Tanaman Holtikultura

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA TERBARU

Cerita Sukses Dilingkar Tambang, Raup Cuan Ratusan Juta dari Tanaman Holtikultura

Cerita Sukses Dilingkar Tambang, Raup Cuan Ratusan Juta dari Tanaman Holtikultura

13 Oktober 2025
Kades Komit Wujudkan Sorinomo sebagai Desa Agro Wisata Buah

Kades Komit Wujudkan Sorinomo sebagai Desa Agro Wisata Buah

12 Oktober 2025
No Result
View All Result

BERITA TERPOPULER

  • Ini Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu di Dompu

    Ini Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu di Dompu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rapat Koordinasi Ricuh, Kades dan Camat Kempo Nyaris Adu Jotos

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bus Titian Mas Kecelakaan, Satu Tewas Ditempat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cerita Mistik Dibalik Kecelakaan Maut Bus Titian Mas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Kronologi Lengkap Tragedi Berdarah di Bima

    0 shares
    Share 0 Tweet 0




Pos-pos Terbaru

  • Cerita Sukses Dilingkar Tambang, Raup Cuan Ratusan Juta dari Tanaman Holtikultura
  • Kades Komit Wujudkan Sorinomo sebagai Desa Agro Wisata Buah
  • Kisah Perempuan Tangguh di Lingkar Tambang, Mengais Rezeki dari Sabut Kelapa dan Serat Ijuk 
  • Manfaat Investasi Bagi Kemajuan Daerah Dan Peran Serta Masyarakat Ditengah Isu Pengurangan TKDD
  • Kapolda NTB Ajak PWI NTB Tangkal Berita Hoaks
Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    
Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    
Tamborapost.com

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat Penggunaan
  • Kontak Kami

© 2020 Tamborapost.com

No Result
View All Result
  • HEADLINE
  • EKONOMI
  • POLITIK
  • KESEHATAN
  • PEMERINTAHAN
  • PERISTIWA
  • HUKRIM
  • OLAHRAGA
  • PENDIDIKAN
  • UMUM
  • PEDESAAN

© 2020 Tamborapost.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In