DOMPU – PT. Sumbawa Timur Mining (STM) memberikan jawaban atas aksi penolakan tambang yang dilakukan sejumlah kelompok masyarakat selama ini.
Baik melalui aksi unjuk rasa maupun penghadangan alat berat milik perusahaan. “Berdasarkan informasi yang kami peroleh, ada tiga persoalan yang menjadi tuntutan masyarakat,” kata Communications PT. STM, Agus Hermawan, Kamis (24/3).
Agus membeberkan sejumlah tuntutan tersebut. Yakni, menyangkut kesempatan kerja di perusahaan, kesempatan berusaha (bermitra) dan penyaluran dana CSR. “Memang untuk rekrutmen tenaga kerja saat ini kami batasi. Karena kegiatan masih dalam tahap eksplorasi,” terangnya.
Jika hasil eksplorasi memungkinkan perusahaan melakukan kegiatan eksploitasi, maka secara otomatis pihaknya akan memperbanyak membuka kesempatan kerja bagi masyarakat. “Perlu diketahui dari sejumlah tenaga kerja yang direkrut selama ini, sebagainya merupakan pekerja lokal,” jelasnya.
Agus tidak menapik bahwa kebanyakan tenaga kerja lokal yang selama ini direkrut berasal dari wilayah Kecamatan Hu,u. Karena menurutnya, mereka merasakan langsung dampak dari aktivitas PT. STM. “Ada juga kok tenaga kerja yang kami rekrut diluar wilayah Kecamatan Hu,u,” ungkapnya.
Begitu juga dengan kesempatan berusaha. STM tetap bermitra dengan sejumlah perusahaan lokal. “Kita tetap memberikan kesempatan kepada perusahaan lokal untuk bermitra,” ucapnya.
Terkait dana CSR, Agus mengaku, belum tersedia. Karena aktivitas PT. STM masih dalam tahap eksplorasi. “Selama ini, bantuan dan dukungan program yang diberikan kepada masyarakat di Hu’u, itu bersumber dari dana sukarela perusahaan,” jelasnya.
Dia mengakui, selama ini ada banyak program pemberdayaan yang diberikan di wilayah Kecamatan Hu’u. Bahkan setiap tahun anggarannya mengalami peningkatan. “Ini kontribusi kami kepada masyarakat Hu’u. Kedepan kalau sudah memasuki tahapan eksploitasi, maka kami akan memikirkan masyarakat Dompu secara meluas,” pungkasnya. (di)
1,802 total views, 1 views today