Nampak tim Persidom sedang menjalani latihan rutin sebelum berangkat menuju Liga 4 Putaran Nasional yang akan berlangsung di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Angin semangat berembus dari ujung timur Pulau Sumbawa. Di tanah Dompu yang sarat sejarah dan semangat juang, klub kebanggaan masyarakat, Persidom Dompu, tengah menapaki babak baru yang monumental dalam perjalanannya. Setelah sukses menjuarai Liga 4 zona NTB, kini mereka bersiap menghadapi tantangan yang lebih besar. Putaran nasional Liga 4 Indonesia 2025.
SAUDI – DOMPU
Di tengah dominasi klub-klub dari kota besar, lahirlah kisah heroik dari tim kecil dengan semangat raksasa. Persidom Dompu, yang bermarkas di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, telah mencetak sejarah baru. Mereka berhasil merebut satu tempat di babak 64 besar Liga 4 Nasional. Sebuah pencapaian yang baru diraihkan kembali setelah 34 tahun. Terakhir Persidom berhasil lolos putaran nasional pada tahun 1991.
Langkah ini tentu bukan jalan mulus. Sejak awal musim Liga 4 NTB, Persidom menunjukkan konsistensi dan mental juara. Dengan materi mayoritas pemain lokal dan tambahan beberapa wajah baru dari luar daerah, Persidom sukses menundukkan tim-tim tangguh, hingga akhirnya mengamankan tiket ke putaran nasional.
Kini, ujian baru telah menanti. Persidom tergabung dalam Grup E bersama tim-tim kuat seperti Persebi Boyolali (tuan rumah), Wahana FC (Riau), dan Persitara (Jakarta Utara). Semua pertandingan dijadwalkan berlangsung di Stadion Kebo Giro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Pertandingan pembuka akan dimulai, Senin, 21 April 2025 mendatang. Di laga awal, Persidom akan berhadapan dengan Wahana FC dari Provinsi Riau.
Pelatih Baru, Semangat Baru
Kepercayaan diri skuad tak lepas dari kehadiran sosok pelatih anyar. Syamsudin, mantan pemain asal Kabupaten Bima yang kini dipercaya menakhodai tim. Ia bukan hanya paham taktik, tapi juga dekat secara emosional dengan pemain.
“Anak-anak punya mental baja. Mereka bukan hanya bermain untuk menang, tapi untuk membanggakan tanah kelahiran,” ujar Coach Syam penuh keyakinan.
Pemain Lokal Jadi Tulang Punggung
Mayoritas skuad diisi oleh putra daerah seperti, Ifadil, Opik, Azam, Muhlis, Erik, Hendrik, Meggizet, Aditya, Adi Jaya, Aslan, Akbar dan Yudha. Mereka adalah wajah-wajah yang kini dielu-elukan oleh publik sepak bola lokal Dompu. Bermain untuk Persidom bagi mereka bukan sekadar profesi, tapi kehormatan.
Sementara itu, amunisi baru turut memperkuat kedalaman tim. Ribun, Kaka, dan Haris dari Persebi, Geri (PS Sumbawa), Fauzan (PS Mataram), serta Bagus dan Diva dari PS Garuda Muda Lombok Barat. Perpaduan ini menciptakan harmoni antara semangat lokal dan pengalaman luar.
Uji Coba yang Membangun Rasa Percaya Diri
Sebagai bagian dari persiapan intensif, sebelum berangkat Persidom menggelar laga uji coba melawan Galaxi FC, tim asal Kota Bima. Hasilnya, kemenangan meyakinkan 3-0 lewat gol dari Geri, Bagus, dan Meggizet. Sebelumnya, Persidom juga sukses mengalahkan Farzadit FC dengan skor telak 6-2.
Yang menarik, dalam dua laga ini, para pemain anyar langsung menunjukkan kontribusi nyata. Ini jadi bukti bahwa rekrutan baru berhasil menyatu cepat dengan filosofi permainan yang dibangun sang pelatih.
Bukan Sekadar Sepak Bola
Lebih dari sekadar prestasi, perjalanan Persidom adalah refleksi dari semangat masyarakat Dompu yang mencintai tanahnya. Dukungan dari pemerintah daerah, suporter setia, hingga masyarakat umum, menjadi bahan bakar moral yang tak ternilai. Di balik setiap langkah tim, ada doa dan harapan dari tanah kelahiran.
Pada 19 April 2025, skuad Persidom bertolak ke Boyolali membawa harapan besar. Bukan hanya soal menang atau kalah, tapi tentang keberanian untuk bermimpi dan membuktikan bahwa klub dari daerah pun mampu bersaing di level nasional.
Dari Lapangan Manuru Kupa ke Stadion Kebo Giro, Persidom membawa lebih dari sekedar nama. Mereka membawa cerita tentang kerja keras, pengorbanan, dan keyakinan bahwa mimpi sebesar apapun bisa diraih dengan semangat yang tak pernah padam.
Bagi masyarakat Dompu, Persidom sudah menjadi juara di hati. Dan bagi Indonesia, mereka adalah pengingat bahwa kekuatan sepak bola sejatinya tak hanya lahir di kota besar, tapi juga tumbuh di pelosok tanah air, di mana semangat tak pernah pudar.(*)
5,763 total views, 6 views today