DOMPU—Rabies atau sering disebut penyakit anjing gila masih menjadi momok di Kabupaten Dompu. Untuk masyarakat dihimbau tetap mewaspadai ancaman penyakit tersebut.
Penularan rabies pada manusia sering disebabkan gigitan hewan mamalia yang telah terinfeksi, seperti anjing dan kucing.
Virus rabies menginfeksi sistem saraf pusat mahluk hidup yang pada akhirnya menyebabkan penyakit pada otak dan membawa kematian. Gejala awal rabies pada manusia mirip dengan penyakit umum, seperti sakit kepala, demam, kelemahan, dan ketidaknyamanan. Seorang penderita akan merasakan seperti ditusuk-tusuk atau gatal pada bagian yang telah digigit.
Gejala umum spesifik terinfeksi rabies, seperti kegelisahan, insomnia, perangsangan, kebingunan, takut air, halusinasi, kesulitan menelan, dan peningkatan produksi air liur. Gejala tersebut bisa berlangsung 2-10 hari dan dianggap fase akut infeksi rabies. Setelah tanda-tanda klinik infeksi muncul, hampir selalu membawa akibat fatal.
Untuk pengobatan dan penanganan kasus rabies bisa diawali mencuci luka dengan sabun dan air, lalu segera cari pertolongan medis. Untuk hewan peliharan, bisa diikat dengan tali kemudian amati dalam 10-14 hari, untuk setiap tanda infeksi rabies. Jika salah satu gejala muncul, konsultasikan dengan dokter segera.
Saat ini, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Dompu mencatat, tahun 2018 total kasus GHPR sebanyak 335 dan tidak terdapat korban jiwa, tahun 2019 total kasus 1.662 gigitan, 13 orang meninggal dunia, kemudian sejak Januari hingga Desember 2020, sudah terjadi 271 kasus GHPR, 3 orang di antaranya meningal dunia.
Terkait hal itu, Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Dompu Provinsi NTB menghimbau beberapa pihak untuk ikut andil dalam memberantas kasus ini, antara lain Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) dan juga masyarakat.
Kepala Bidang Pencegahan, Penegndalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Rahmat SKM mengatakan, kasus GHPR ini tidak bisa tuntas hanya dengan satu sisi. Pihaknya menghimbau Disnakeswan sebagai instansi yang memiliki tugas memberantas hewan terjangkit virus rabies untuk ikut andil. “Harapan saya, Disnakeswan mampu mendeteksi hewan yang diduga terkena virus rabies kemudian mengeliminasinya, jika tidak mampu mengeliminasi mungkin bisa dengan cara memberikan vaksin.” ucapnya.
Rahmat juga mengatakan peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam memberantas persoalan ini. Menurutnya masyarakat harus mewaspadai setiap hewan baik itu anjing maupun kucing. Bila terlanjur terkena gigitan ia menyarankan agar korban segera dilarikan ke rumah sakit atau puskesmas terdekat untuk diberikan pertolongan pertama. (di/adv)
463 total views, 2 views today