Salah satu artis papan atas Indonesia, Darius Sinathrya saat mengunjungi Gunung Tambora pada Maret 2023 lalu.
DOMPU – Pemerintah Kabupaten Dompu tengah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang akan menjadi peta jalan pembangunan lima tahun ke depan. Dalam rancangan ini, sektor pariwisata didorong untuk naik kelas. Bukan lagi sekadar pelengkap, tapi menjadi prioritas pembangunan yang strategis dan terukur.
Dorongan itu datang dari berbagai kalangan. Salah satunya, Imaduddin Toby, pegiat pariwisata sekaligus anggota Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) NTB. Ia menilai potensi wisata Dompu sangat besar, namun selama ini belum digarap serius oleh pemerintah daerah.
“Pariwisata bukan cuma soal jalan-jalan. Ia bisa menciptakan lapangan kerja, menggerakkan ekonomi lokal, dan melestarikan budaya. Tapi semua itu butuh komitmen politik nyata. Bukan janji-janji di atas kertas,” tegasnya.
Toby menekankan bahwa membangun sektor ini tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada Dinas Pariwisata. Butuh pendekatan lintas sektor. Mulai dari perencanaan kawasan, pembangunan infrastruktur penunjang, promosi terpadu hingga sinergi aktif antara pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat.
Namun yang terjadi, kata dia, justru sebaliknya. Alokasi anggaran untuk sektor pariwisata masih jauh dari memadai. Akibatnya, inovasi tersendat dan Dinas Pariwisata kerap menjadi sasaran kritik.
“Kalau anggarannya minim, apa yang bisa dilakukan? Ini bukan sekadar soal program, tapi soal keberpihakan anggaran. Tanpa itu, semua hanya jadi wacana,” tegasnya lagi.
Menurutnya, jika pemerintah serius menetapkan pariwisata sebagai program prioritas, Dompu tak hanya akan menuai dampak ekonomi lokal. Ada peluang besar untuk mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Baik dalam bentuk dana transfer, bantuan teknis, maupun kerja sama antarlembaga.
Apalagi, Gunung Tambora yang menjadi ikon wisata utama Dompu merupakan kawasan Taman Nasional yang berada di bawah kewenangan pusat. “Ini seharusnya jadi pintu masuk untuk membangun kolaborasi lintas lembaga. Bukan malah diam,” ujarnya.
Menurutnya, Dompu tidak kekurangan daya tarik. Gunung Tambora misalnya, bukan sekadar lanskap megah. Letusan terdahsyatnya pada 1815 menjadikannya ikon sejarah dunia.
“Keunikan Tambora bukan hanya karena sejarahnya, tetapi juga karena menjadi satu dari sedikit gunung di dunia yang jalur pendakiannya bisa ditempuh dengan kendaraan, selain Gunung Fuji di Jepang,” ungkapnya.
Disamping itu, Gunung Tambora juga menjadi bagian dari kawasan strategis nasional Segitiga Samota (Saleh, Moyo, Tambora). Potensinya untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata dan petualangan dinilai sangat besar.
Salah satu daya tarik unggulan yang disebut Toby adalah kemunculan hiu paus di perairan Dompu. Ia pernah membawa 25 wisatawan asal Rusia ke lokasi tersebut, hanya 30 menit dari kawasan Sarae Nduha.
“Mereka sampai bilang, Dompu rugi besar kalau ini tidak dikelola serius. Lokasinya bahkan jauh lebih dekat dibanding titik pengamatan hiu paus di Labuan Jambu, Sumbawa, yang infrastrukturnya kini jauh lebih siap,” jelasnya.
Menurutnya, inilah momentum emas bagi Dompu untuk bergerak cepat mengubah potensi menjadi prestasi. Ia menaruh harapan pada komitmen Bupati Bambang Firdaus dan jajarannya untuk menjadikan pariwisata sebagai pilar utama pembangunan.
“Jangan berhenti di program kertas. Harus ada aksi nyata. Bangun infrastrukturnya, dan perbesar anggarannya. Kalau itu dilakukan, Dompu bisa jadi destinasi kelas dunia,” ujarnya yakin.
Lanjutnya, saat ini kawasan savana Tambora juga mulai mencuri perhatian publik nasional. Sejumlah selebritas seperti Raffi Ahmad, Ariel NOAH, Gading Marten hingga Desta telah mengunjungi kawasan ini. “Maret 2023 lalu kami juga pernah menghadirkan artis papan atas, Darius Sinathrya bersama puluhan off-roader nasional menjajal rute ekstrem savana Doro Ncanga dalam event “Adventure Tambora”,” ujarnya.
Tambora pun kini menjadi magnet baru bagi komunitas petualang, baik roda dua maupun kendaraan 4×4. Semangat menjadikan Dompu sebagai destinasi unggulan kembali bergema.
“Dulu sempat ada semangat ‘Tambora Menyapa Dunia’. Sekarang waktunya dunia yang menyapa Tambora,” ujarnya penuh semangat.
Ia juga menyinggung perlunya pendekatan lebih proaktif terhadap Balai Taman Nasional Tambora Dompu. “Tidak bisa semuanya diserahkan ke balai. Minimal, duduk bersama merancang strategi. Ini soal kemauan dan komunikasi,” ucapnya.
Toby juga mengingatkan pemerintah agar potensi wisata lain seperti Pantai Lakey tidak diabaikan. Meski kewenangan pengelolaannya berada di provinsi, Pemkab Dompu diminta tetap ambil bagian aktif agar kawasan tersebut tidak stagnan.
“Di Pantai Lakey, banyak wisatawan mancanegara datang untuk menanti gulungan ombak yang datang pada waktu-waktu tertentu. Akan sangat baik jika pemerintah dapat mengarahkan para wisatawan ini untuk juga mengunjungi Gunung Tambora di sela-sela waktu menunggu ombak, sehingga potensi wisata daerah bisa dimaksimalkan,” pungkasnya. (di)
3,366 total views, 1 views today