LAPORAN : SAUDI AL GIBRAN
Bupati dan Wakil Bupati Dompu, Kader Jaelani- H. Syahrul Parsan, ST, MT bertekad mewujudkan Dompu yang Maju, Unggul, Sejahtera dan Religius (Mashur).
Untuk menciptakan itu, AKJ-Syah mengusung program unggulan Jagung, Porang, Padi, Sapi dan Ikan (Jara Pasaka).
Sebagian besarnya, tidak beda jauh dengan program yang dijalankan rezim sebelum. Yakni Terpijar.
Hanya pembeda, pada komoditi Porang. Komoditi ini memang digadang-gadang sebagai unggulan.
Bahkan sejak awal. Tanaman jenis umbian ini digaungkan sebagai komoditi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena secara ekonomi harga Porang jauh lebih menjanjikan.
Bahkan, AKJ-Syah bertekad menjadikan Porang sebagai icon dalam masa kepemimpinannya. Karena pada kepemimpinan sebelum, berhasil mencatat sejarah dengan komoditi jagung.
Sayangnya, tekad AKJ-Syah untuk menjadikan Porang sebagai tanaman rakyat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak didukung oleh anggaran yang memadai.
Dalam postur APBD Dompu tahun 2022, anggaran langsung untuk membiayai pengembangan tanaman Porang hanya Rp. 1 miliar.
Anggaran itu diarahkan untuk pembuatan demplot di delapan kecamatan. Jika dibagi rata, maka perdemplot hanya memperoleh anggaran sebesar Rp. 125 juta.
Jika diukur. Presentase anggaran untuk mendukung salah satu komoditi unggulan Bupati Dompu ini, jauh lebih kecil dari total APBD Dompu tahun 2022 yang mencapai Rp. 1,2 triliun. Sebuah star awal yang kurang menyakinkan.
Padahal AKJ-Syah dalam RPJMD-nya, menempatkan Jara Pasaka sebagai program yang akan memberikan pengaruh besar bagi peningkatan Pandapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengelolaan program unggulan menjadi usaha yang maju. Kemudian, dikelola untuk memberikan nilai tambah dan terbentuk nilai ekonomi berkelanjutan.
Karena, dalam RPJMD tersebut kepemimpinan AKJ-Syah menyadari bahwa selama ini sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar bagi peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Anggaran Fisik Naik Hingga 100 Persen
Disisi lain, di tahun 2022 ini, pemerintahan AKJ-Syah justru lebih fokus pada kegiatan pembangunan fisik. Tidak tanggung-tanggung, alokasi anggaran untuk membiayai pembangunan fisik mencapai Rp. 194 miliar.
Total anggaran ini mengalami kenaikan hingga 100 persen dari tahun anggaran sebelum. Sebuah kenaikan yang cukup signifikan.
Arah kebijakan anggaran ini sempat melahirkan tandatanya publik terhadap komitmen kepemimpinan AKJ-Syah dalam mensukseskan program Jara Pasaka.
Terutama melalui kebijakan pengalokasian anggaran yang langsung menyentuh lima program dalam bungkusan Jara Pasaka, untuk mewujudkan Dompu Mashur.
Kepala Badan Perencanaan Daerah dan Litbang Kabupaten Dompu, Drs. H. Gaziamansyuri, M.Ap menjelaskan, secara umum alokasi anggaran untuk mendukung program Jara Pasaka sangat besar melalui pembangunan sejumlah infrastruktur pendukung. Seperti yang dibiayai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
Dia menyadari pembiayaan yang bersifat secara langsung terhadap sejumlah komoditi Jara Pasaka masih sangat minim. Salah satu contoh, program Porang.
Hal ini disebabkan, karena porang adalah program baru yang masih membutuhkan tahapan uji coba. “Pembuatan demplot Porang untuk delapan kecamatan adalah upaya memberikan contoh kepada masyarakat. Bagaimana cara tanam maupun perawatannya,” ungkapnya.
Dengan star awal ini, pemerintah lanjutnya, tidak bisa secara jor-joran mengalokasi anggaran. Karena dikhawatirkan dengan kondisi baru, program ini akan mengalami kegagalan. “Makanya untuk tahapan awal ini kita kasi contoh dengan mengalokasi anggaran sebesar satu miliar,” terangnya.
Sementara itu, terkait dengan peningkatan anggaran pembangunan fisik yang mencapai 100 persen, diakui rata-rata disebabkan terjadinya kenaikan Dana Alokasi Khusus. “DAK ini diusulkan sejak bulan Maret 2021 lalu. Dan lagi pula, sebagian besar program fisik ini untuk mendukung program Jara Pasaka,” pungkasnya. (*)
16,659 total views, 2 views today